Twitter
Change Background of This Blog!



Pasang Seperti Ini

Bahaya Plastik Bagi Lingkungan dan Kehidupan

Author Unknown - -
Home » Bahaya Plastik Bagi Lingkungan dan Kehidupan

Plastik sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern saat ini dimulai sejak era tahun 1940 andan 50 an, walaupun plastik dianggap berbahaya baik bagi lingkungan maupun kehidupan makhluk hidup.
Banyak hal saat ini terbuat dari plastik, mulai dari kantong belanjaan, botol, kaleng, peralatan rumah tangga, cd, pipa, helm, handphone, tv, kulkas, mesin, kendaraan, dll. Terlepas dari segala kemudahan dan keuntungan menggunakan plastik, ternyata plastik juga membawa bencana bagi lingkungan termasuk makhluk hidup di dalamnya.
Apa yang menyebabkan plastik berbahaya?
Berbahayanya plastik terkait erat dengan sifatnya yang non-biodegradable, yakni tak akan pernah bisa di uraikan oleh organisme pengurai di alam. Yangterjadi hanyalah, plastik menjadi potongan-potongan kecil di alam dan itupun memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 1000 tahun, tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupunplastik menjadi sangat kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah plastik.. Artinya bahan plastik akan selama-lamanya berada di alam, dan akan menimbulkan polusi lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara.
Partikel-partikel plastik itu akan mempengaruhi lingkungan dan kehidupan dalam banyak hal. Hewan-hewan, baik di darat maupun laut, bisa memakan potongan kecil plastik itu secara tak sengaja yang menyebabkan gangguan pencernaan dan bisa berujung pada kematian karena tubuh tak bisa mengolahnya. Bahkan ketika hewan tadi mati, membusuk, dan terurai, plastik yang tertimbun di tubuhnya akan kembali ke alam danbisa dimakan oleh hewan lainnya, dan begitu seterusnya siklus berulang kembali.
Partikel-partikel plastik tentunya juga bisa masuk ke tubuh manusia, baik melalui hewan, peralatan sehari-hari yang dipakai terutama untuk makan dan minum, melalui air yang tercemar limbah plastik,ataupun melalui debu-debu di udara.
Hal yang menambah bahaya dari plastik adalah zat-zat kimia berbahaya yang dikandungnya, yang ditambahkan selama proses pembuatan plastik, yang bisa mengganggu kerja sistem tubuh dan bisa menyebabkan kanker. Jadi bisa dibayangkan sendiri akibat yang ditimbulkan jika zat-zat kimia berbahaya ini ikut masuk bersama partikel plastik ke dalam tubuh makhluk hidup termasuk manusia.
Proses pembuatan plastik juga banyak melepaskan gas-gas beracun ke udara, baik yang membahayakan kesehatan makhluk hidup maupun membahayakan atmosfer bumi. Begitu juga di dalam proses pendaur ulangannya. Oleh karena itu daur ulang plastik sebenarnya bukanlah solusi total dari usaha mengurangi dan mencegah pencemaran lingkungan oleh plastik. Bahkan plastik tak akan bisa didaur ulang selama-lamanya karena mutu dan kualitasnya akan semakin menurun, sehingga pembuatan plastik baru pun tak bisa dielakkan.
Bagaimana dengan membakar plastik? Efeknya sama saja jeleknya karena dengan membakar plastik akan melepaskan zat-zat berbahaya ke udara, termasuk dioxin, salah satu zat paling beracun yang pernah ada.
Selain itu, proses pembuatan plastik juga melibatkan penggunaan minyak bumi yang tidak sedikit. Padahal sebagaimana yang kita ketahui cadangan minyak bumi di dunia semakin menipis, dan minyak bumi semakin hari menjadi barang yang makin langka dan oleh karenanya semakin mahal untuk digunakan sebagai bahan bakar bagi aktifitas manusia.
Setelah kita menyadari bahaya plastik bagi kehidupan di bumi, tentunya diperlukan langkah-langkah nyata untukmenyelamatkan lingkungan hidup kita. Selain memang masih diperlukannya daur ulang plastik (walaupun tak banyak memberi efek positif, dimana sebaiknya dilakukan pemisahan sampah yang terbuat dari plastik dengan sampah-sampah lainnya semenjak dari lingkungan rumah tangga), perlu kiranya dilakukan pengurangan pemakaian dan produksi plastik di muka bumi.
Di berbagai negara maju di luar negeri, sudah digalakkan program berbelanja dengan membawa kantong sendiri dimana saya belum pernah mendengarnya diadakan di Indonesia. Bahkan di Indonesia, tradisi membuang sampah pada tempatnya masih belum tampaknyata realisasinyadalam keseharian hidup bermasyarakat. Sampah dengan mudahnya kita temukan dimana-mana, di jalanan, di saluran air, sungai-sungai, dsb.
Pemakaian tas-tas atau kantong yang tak terbuat dari bahan plastik juga harus digalakkan. Selain itu harus dilakukan kampanye penyuluhan pada masyarakat akan bahaya plastik ini sehingga masyarakat bisa secara aktif dan sadar untuk mengurangi ketergantungan dan penggunaan plastik.
Saat ini para ilmuwan juga sedang meneliti pembuatan plastik yang bisa diuraikan oleh alam termasuk di dalamnya yang bisa diuraikan oleh cahaya. Akan tetapi jika ini bisa terwujud tentunya juga tak akan menyelesaikan semua permasalahan, mengingat hanya sampah-sampah plastik di permukaan sajalah yang akan terurai oleh cahaya matahari dantidak akan menyentuh plastik yang tertimbun di dalam tanah.
Di akhir kata, selain tak memungkiri masih pentingnya plastik dalam kehidupan manusia, perlu kiranya produksi dan pemakaiannya dilakukan secara logis dan terbatas sehingga tak merusak ekosistem dan kehidupan makhluk hidup di dalamnya. Dan hendaknya kita semua sadar tentang isu lingkungan yang penting ini, dan turut berperan sesuai dengan fungsi dan kemampuan masing-masing demi menjaga kelangsungan kehidupan di muka bumi ini.